February 13, 2010

Sebuah Kenangan Indah - Ngak Nyangka Aku Bisa Menulisnya

href="file:///C:%5CUsers%5CKomang%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_colorschememapping.xml">

Sang Suara dan Melati

Bee, Aku melati

Saat pertama aku mengenalmu rasanya biasa saja

Tak ada rasa berbeda seakan sama seperti siapa saja

Setelah semakin ku selami hidupmu

Aku pun tahu

Ada rasa kagum dalam diri

yang dikibaskan oleh sang waktu


Banyak canda yang terkirim lewat media

Banyak cerita yang terungkap dalam suara

Hingga ku sadari ada rasa yang berbeda

Rasa yang tak sanggup aku ukir

dalam untaian kata-kata


Saat ku sadari apa yang ku rasa

Hati tak kuasa menerima

Saat suara berkata bahwa

Dia telah bersamanya


Sulit melati memendam rasa

Tersakiti jiwanya oleh sang suara

Saat dia bercerita

tentang bunga

yang sedang bersamanya


Melati tidak pernah tahu

Apakah sang suara akan menyanyikan bisikan kalbu

Yang ku tahu....

Sang bunga pernah berseru

Dan sang suara menyairkan sebuah lagu

Dalam hamparan luas langit biru


Melati berlari dan bersembunyi dibalik rindangnya pohon cemara.

Karna ia tak kuasa melihat bunga dan sang suara

Mendendangkan sebuah nada

Nada cinta yang sedang membara


Melati sadar dia tak boleh mengharapkan sang suara

Maka sejak saat itu, dia mengubur rasa yang pernah ada


Walau hati tak kuasa

Tetapi jiwa berusaha merelakannya

Bibirnya berucap “aku akan baik-baik saja”

Tetapi dua sinar dalam hidupnya tampak redup

Dan buliran embun dingin membanjiri setiap daun

yang ada di wajahnya


Dia menangis....

Menangis untuk perasaanya,

untuk sang bunga, untuk sang suara,

dan untuk kebahagiaan mereka....


Lama terasa, semua seperti mimpi

hidup melati kembali bersemi....

Entah intuisi

atau hanya imajinasi

Mungkin juga ilusi

yang membentuk sebuah persepsi


Sang suara kembali dalam hidupnya....

Sang suara menyayikan isi hatinya

Sang suara memaikan subuah irama

Irama cinta buat melati bergelora


Rasa yang melati pendam

Pernah ia lupakan kini tersiram

Rasa yang dulu padam

Kini indah untuk bersemayam


Bee, aku melati

Aku terlalu bodoh untuk mengerti

Atau mungkin hatiku yang mudah untuk dilucuti

Aku kah bunga terbodoh di seluruuh negeri?

Yang menerima sang suara saat ia masih bersama bunga yang lain

Ataukah melati sedang merasakan cinta yang sebenarnya?

Menerima sang suara dengan segenap hati dan tak ingin menduakannya.

Bee, terkadang dada ini sesak saat berusaha menggapai bayangmu

Sadar akan bunga yang lain yang juga bersamamu

Saat ku sadari itu, kembali ku bersembunyi

Di balik cemara yang selalu setia menerima

tiap buliiran yang menetes

dari dua sinar kehidupannku


Bee, aku melati

Saat ku pandangi gambar diri

Bayanganmu selalu mengusik hati

Menyanyikan rima dan melantunkan cinta

yang telah engkau miliki


Melati...

Berjuta pertanyaan dia miliki

Akankah dia bahhagia dengan cinta yang terbagi

Akankah ada masa depan yang menanti

Akankah sang suara meninggalkannya suatu saat nanti

Akankah sang suara ,,.........


Bee, aku melati

Hatiku pernah meragukan ucapanmu

Meragukan rasa yang kau beri untukku

Tetapi lubuk jiwa berusaha membangun rasa percaya

Membuang ego dan melatih sabar diri


Ketika ku tahu

kini pagi ku dicerahkan oleh senyummu

Ketika sedihku berlalu dengan candamu

Ketika letihku sirna oleh suaramu


Bee, sepenggal janji melati tanamkan dalam hati

Berusaha bertahan dan menjaga cinta ini

Mungkin terlalu dini untuk menerima semua kenyataan ini

Kenyataan yang tak akan pernah diterima

oleh bunga lain di luar sana


Meski kadang ragu

Meski melati harus bersembunyi lagi di balik pohon cemara

Tapi Melati akan berusaha untuk bertahan dan yakin akan nyanyian sang suara


Bee, aku melati

memiliki perasaan yang berbeda

Berharap agar engkau selalu menanti

Meski sang surya merangkak pergi

hingga sepuluh tahun nanti


Bee,

jika suatu saat sang bunga menuntut hati

Ingin bersemayam selamanya dalam jiwamu

Tinggalkanlah melati.....

Biarkanlah dia sendiri

Menyaksikan sang suara

bersanding dengan sang bunga

Meski akan tersayat rasanya . . .

Tapi melati kan tetap berdiri

Karena cintanya

tak akan pernah terbatasi.....


Untukmu bee, yang kini penuhi relung hati

Following my way, my heart and my tears in my life

I will be missing you forever in my life


This poem was made before my patience went away and I realized everything.

Addressed to some1 who has made a footprint in my life.

Kenangan cinta monyet. hahaha

2 comments:

  1. indah sekalii bokkk..
    (Kuda liar tanpa tanding)

    ReplyDelete
  2. Terengkiyu kudaku......
    luv you
    heheeh

    ReplyDelete