Pagi-pagi sekali saya bangun hari ini. Jam 4.30 udah cuci muka padahal masih ngantuk. Pagi ini saya harus nganterin adik sepupuku ke ubung karena, dia akan pulang ke Negara. Saya balik dari ubung setengah 6 pagi. Di jalan biasa yang saya lalui, saya melewati seorang bapak yang sedang mendorong gerobak. Ternyata bapak itu seorang penjual bubur kacang hijau keliling. "Hmm, bubur hangat dipagi yang dingin, pas banget rasanya", gumam saya dalam hati. Jadi saya memutuskan untuk membeli sebungkus bubur kacang hijau. Aromanya membangkitkan semangat pagi. Bapak ini sangat telaten sekali. Setelah selesai membungus, saya tanyakan harganya yang ternyata hanya Rp 2000,-. Murah gelo bok. Saya menyodorkan selembar uang sepuluh ribuan dan bapak itu pun bertanya, "Gag da uang kecil dik?", "Nggak pak, cuman bawa selembar itu aja", "Wah, saya nggak punya kembaliannya", jawab bapak itu. Aduh gimana nieh, masa dah dibungkus harus saya batalkan transaksi ini. Saya nggak enak sama bapaknya, akhirnya saya membuka sadel motor mencoba meng-explore isi bagasinya siapa tahu ada terselip uang dua ribu. Ternyata kosong, hanya ada 2 receh lima ratusan. Bapak itu bilang cuman ada kembalian 4 ribu rupiah karena bapak juga lupa membawa dompetnya. Jadi, terpaksa transaksi dibatalkan dan dengan berat hati dan ngerasa agag bersalah, saya tinggalkan bapak itu dengan perasaan sedih.
Kira-kira 3 km di depan ternyata ada juga dagang bubur kacang hijau di kiri jalan yang saya lewati. Saya berbalik dan akhirnya jadi membeli bubur disana. Awalnya saya ingin bertanya dulu apakah bapak ini mempunyai kembalian atau tidak. Tetapi setelah saya liat ada ibu yang menyodorkan uang sejumlah 6 ribu kepadanya, akhirnya niat untuk bertanya saya urungkan. Yang saya tanyakan adalah harga buburnya yakni Rp 3000,-. Kok lebih mahal yah? "Nggak Rp 2000,-, Mas?" tanya saya. "Yah terserah mbak nya sih maunya berapa", jawab Mas penjual bubur itu. "Ya dah deh mas, Rp 3000,- aja satu bungkus". Singkat cerita, sesampai di kos tercinta saya langsung menyantap bubur kacang hijau dengan muka berseri-seri. Hmmm, so yummy. Akhirnya kenikmatan bubur kacang hijau yang tiada tara dipagi buta dengan dingin yang menusuk dan menyeruakkan tulang rusuk saya, dapat saya nikmati. Rasa kantuk yang menyerang seakan sirna. Semangat baru pun kembali bersinar. Puji syukur kehadirat Tuhan.
fotonya asli apa kaga tuh?? ahahahahaha
ReplyDeleteBukan, lum sempet moto dah masuk perut.
ReplyDeletehahahaha