June 02, 2010

Vario oh vario

 

Jumat malam, hujan deras, gag da cahaya.
Vario biru meluncur dengan kecepatan 80/90 km/jam.
Melewati batas desa Luwus dari arah Denpasar ke Baturiti.
Double tikungan tak terlihat, dengan kecepatan 80 km/jam si vario berhasil melewati tikungan pertama.
Tapi naas, tikungan kedua yang bersambng dengan tikungan pertama dia gagal.
Dari arah berlawanan muncullah sebuahh Mobil jip yang menyalip bis di tikungan ke-dua. Karna berusaha menghindari tabrakan, dengan kecepatan 80, si vario ngerem mendadak dan tak mampu menjagga keseimbangan.
Akhirnya si vario terperosok jatuh, mencium dan bergumul dengan aspal hingga terseret kira-kira 6-7 m jauhnya.
Si Vario tumbang ke arah kiri. Kaki kiri si pengendara terjepit badan vario yang gemuk, tangannya berusaha menahan tubuh melawan aspal dan kerikil tajam agar kepalanya tidak membentur aspal. Beruntung ada seorang bapak yang segera menolongnya. Setelah si vario berdiri lagi, si pengendara  lalu duduk, hanya beberapa detik, dia terbangun lagi dan memeriksa si vario biru. Ah, masih gelap, jadi dia pikir motornya tidk apa-apa. Setelah memastikan keadaan si vario, dia pun terduduk dan mulai merasakan nyeri pada kaki dan tangannya. Beruntung dia berpakaian lengkap ala pengendara motor. Jadi hanya memar saja. Setelah meyakinkan diri, dia dan si vario biru melanjutkan lagi perjalanannya.
Keesokan harinya....
Dia bangun dan melihat keadaan si vario. Parah, kasihan si vario. Kaca spion kirinya bengkok, lighting kiri depan pecah lampunya, lehernya retak, dan kepalanya bengkok

Tubuh si vario pun tak luput dari goresan. Ingi menangis dia rasanya melihat keadaan si vario yang selalu menemani kemanapun dia pergi.


Akhirnya dia membawa si vario ke rumah sakit motor untuk diperiksa dan diperbaiki.
Saat itu dia tak peduli dengan keaadaan tubuhnya, keesokannya baru dia merasakan sakit yang teramat sangat pada bagian kiri tubuhnya.

Pesan: jangan mengebut di tikungan, jangan menyalip di tikungan karena selain membahayakan nyawa sendiri, juga membahayakan nyawa orang lain.

No comments:

Post a Comment